Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Hadiri Harlah ke-43, Kabid Dikmad Kanwil DIY Sebut MTsN 7 Bantul Cerminan Madrasah Literasi

    Bantul, (MTsN 7 Bantul) - Sabtu (20/3) bertempat di hall MTsN 7 Bantul, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementeran Agama DIY, H. Muntolib, S. Ag., memberikan pembinaan dan sambutan dalam puncak rangkaian Harlah ke-43 MTsN 7 Bantul. Puncak harlah Majuba kali ini mengundang para stakeholder madrasah dan para juara lomba yang digelar dalam rangkaian harlah ke-43 Majuba.

    Dalam sambutannya H. Muntolib, S. Ag. menyatakan bahwa saat ini madrasah telah berubah menuju arah yang jauh lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari tata kelola madrasah. Sebelum munculnya branding madrasah hebat bermartabat, madrasah selalu dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Hal ini lumrah, kerena madrasah belum tertata secara rapi dan apik. Kumuh dan tertinggal masih menjadi kesan madrasah pada masa lampau. Namun, saat ini madrasah sudah mengalami perubahan besar. Dengan adanya revolusi madrasah hebat bermartabat, saat ini madrasah menjadi prima yang unggul dan dapat dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya. 

    "Dengan membranding madrasah-madrasah yang ada di seluruh Indonesia, madrasah selangkah lebih maju dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya. Hampir seluruh madrsah di Indonesia, terutama di Bantul, sudah memiliki fokus keistimewaan masing-masing." Papar Muntolib saat pembinaannya.

    "Misalnya ya MTsN 7 Bantul ini, brandingnya madrasah literasi. Jadi makin lama masyarakat akan selalu ingat, kalau MTsN 7 Bantul itu ya madrasah literasi. Akhirnya makin banyak masyarakat yang mau menyekolahkan anaknya ke madrasah." Lanjut Muntolib.

    Muntolib juga menjelaskan branding yang diangkat oleh madrasah-madrasah di Bantul antara lain sebagai madrasah tahfiz, literasi, robotik, riset, dan sebagainya. Dengan mengangkat branding ini siswa di madrasah menjadi lebih fokus dalam meningkatkan keahlian masing-masing. "Ya MTsN 7 Bantul dapat dikatakan cerminan madrasah literasi di Bantul," jelas Muntolib.

    Sebelum menutup pembinaannya Muntolib menyinggung tentang mutasi yang dilakukan oleh Kementerian Agama DI Yogyakarta. Maksud dari adanya mutasi guru adalah agar adanya penyegaran bagi seluruh madrasah di lingkungan Kementerian Agama DI Yogyakarta. Selama ini guru mengajar di sebuah madrasah dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga terkadang guru yang memiliki kemampuan lebih dalam mengajar hanya bisa membagikan ilmunya di madrasah itu saja. Tetapi dengan adanya penyegaran ini, diharapkan guru mampu membagikan ilmunya di madrasah-madrasah lain. Sehingga semua madrasah mengalami kemajuan bersama. (mrh)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728