Tingkatkan Mutu Layanan BK, Konselor MTsN 7 Bantul Ikuti Workshop Teknik dan Etika Konseling Era Digital
Bantul (MTsN 7 Bantul) – Komitmen meningkatkan mutu layanan Bimbingan Konseling (BK), konselor MTsN 7 Bantul mengikuti workshop Teknik dan Etika Konseling Era Digital. Workshop ini diselenggarakan secara daring/online via zoom meeting dan penugasan di Google Classroom. Workshop yang diprakarsai oleh Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN) Malang bekerja sama dengan STIKI (Sekolah Tinggi Informatika Dan Komputer Indonesia) Malang, pada Sabtu – Selasa, 28 - 31 Agustus 2021 itu menyedot ratusan peserta dari seluruh penjuru Indonesia. Acara dimulai pukul 07.30 - 12.00 WIB.
Hadir dalam workshop tersebut sebagai keynote speaker, Ketua ABKIN Malang, Dr. Hj. Rofiqoh Rosidi, M.Pd.CHt. Bertindak sebagai narasumber: Erik Teguh Prakoso, M.Pd.Kons. (dosen BK Universitas Tunas Pembangunan), Meivi Kartikasari, S.Kom., M.T. (dosen STIKI Malang), dan Dr. Muslihati, M.Pd. (dosen BK Universitas Negeri Malang).
Dalam sambutannya, Dr. Rofiqoh menyatakan bahwa, ”adanya pandemi covid 19, mengubah moda komunikasi, termasuk komunikasi konseling. Konsekuensinya terhadap komunikasi terapeutik konseling, observasi daring yang dilakukan juga berbeda”. Sementara narasumber pertama dan kedua lebih menitikberatkan pada pemanfaatan perkembangan teknologi sebagai media konseling online. Bagaimana memilih media yang tepat dalam rangka membantu permasalahan konseli dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Narasumber terakhir yakni Dr. Muslihati, menjelaskan tentang kode etik bimbingan konseling yang harus tetap dipegang teguh oleh konselor saat melaksanakan konseling daring/online agar profesionalitas tetap terjaga. “Konselor tidak boleh melupakan kode etik, karena selain konselor bertanggungjawab pada konseli dan atasan langsung, pertanggungjawaban tertinggi adalah pada Tuhan Yang Maha Esa. Maka pelanggaran etik, adalah perilaku mal praktik,” tegasnya mengakhiri paparannya.
Pada kesempatan lain kepala MTs N 7 Bantul, Tutik Husniati sangat mendukung guru yang melaksanakan kegiatan pengembangan diri baik mengikuti webinar, wokshop, PJJ, dan lain sebagainya. “Hal ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas layanan terhadap peserta didik. Demikian juga dengan guru BK, meski tidak ada waktu/jam khusus, guru BK/konselor tetap harus menjalankan tugasnya secara profesional,” imbuhnya. (win)
Tidak ada komentar
Posting Komentar