MTsN 7 Bantul Ikuti Pembinaan Bupati Bantul
Bantul (MTsN 7 Bantul) - Dalam rangka menguatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam mencegah dan menangani kasus _bullying_ dan kekerasan di lingkungan pada lingkungan satuan pendidikan, maka Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bantul mengadakan Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan jenjang SD/MI dan SMP/ MTs se-Kapanewon Kabupaten Bantul oleh Bapak Bupati Bantul. Kegiatan ini diikuti seluruh pendidik dan tenaga kependidikan jenjang SD/MI dan SMP/MTs negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Bantul. Tidak ketinggalan, guru dan pegawai MTsN 7 Bantul juga ikut hadir di acara tersebut.
Kegiatan ini digelar pada hari Sabtu (11/10) di Halaman Parkir Timur Stadion Sultan Agung pada pukul 05.30-08.30 WIB. Acara diawali dengan senam sehat bersama dengan instruktur yang sudah ada, dilanjutkan acara resmi dengan susunan acara: pembukaan, sambutan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bantul Nugroho Eko Setyanto, S.Sos., MM. Dalam sambutannya: “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh Bapak/ Ibu pendidik dan tenaga kependidikan yang sudah hadir ikut berpartisipasi dan mendukung acara ini. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam mencegah dan menangani kasus bullying dan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Semoga kegiatan ini bermanfaat”.
Pada kesempatan itu hadir Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, sebagai narasumber pada Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kabupaten Bantul. Beliau menyampaikan: “Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari 10 Kabupaten yang ada di Indonesia dan satu-satunya Kabupaten di DIY yang mendapatkan Penghargaan Kabupaten Layak Anak Kategori Utama. Berjalannya waktu, ada laporan bahwa di lingkungan pendidikan ada kasus tindakan kekerasan seksual/pelecehan seksual/ pencabulan yang dilakukan oleh guru kepada anak didiknya. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat memalukan dan tidak boleh terulang lagi.
Saya menginginkan pertemuan dengan pendidik dan tenaga kependidikan seperti saat ini. Bertemu langsung dengan seluruh guru dan pegawai, tidak hanya cukup mengundang kepala-kepala sekolah/madrasah. Mohon perhatian semua guru dan pegawai, semoga tidak terjadi lagi kasus/tindakan kekerasan seksual/tindakan pelecehan/pencabulan di lingkungan pendidikan. Guru harus dengan ikhlas membimbing dan memberikan perlindungan yang optimal terhadap anak didiknya. Mereka inilah yang disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Mari kita pertahankan tanda jasa itu. Indonesia menempatkan guru sebagai orang yang dipercaya sebagai pencerah kehidupan bangsa. Oleh karena itu, hal-hal tentang kasus di atas tidak boleh terulang lagi. Pemerintah Kabupaten Bantul tidak ada lagi peringatan pertama kedua ketiga, langsung peringatan terakhir dan berhenti sebagai pendidik dan tenaga kependidikan.
Satu kali kekerasan seksual akan melahirkan dampak trauma psikologis yang sangat berkepanjangan, apalagi di era digital, jejak digital tidak bisa dihapus. Maka korban akan merasa menjadi orang yang tidak berguna. Betapa jahatnya pelaku itu, lebih-lebih dilakukan oleh seorang pembimbing/guru yang seharusnya mengantarkan anak didiknya mempunyai masa depan yang cerah tetapi dihancurkan sendiri oleh gurunya. Semoga tidak terulang kembali. Kita ke depan akan terus mengevaluasi demi meningkatkan kinerja pendidikan kita. Marilah Predikat sebagai Kabupaten Layak Anak yang sudah dipercayakan ke Kabupaten Bantul jangan dirusak oleh hal-hal tidak baik. Saya bangga pada guru yang mengabdikan dirinya untuk peningkatan kinerja dan prestasi. Semoga mutu pendidikan di Kabupaten Bantul semakin meningkat”, harap Abdul Halim Muslih mengakhiri pembinaanya.(dwi)
Tidak ada komentar
Posting Komentar