Header Ads

ad728
  • Breaking News

    [Artikel] Langit ke Tujuh, Perspektif Sains dan Agama

    Langit ke Tujuh, Perspektif Sains dan Agama
    oleh Ardine Wipan Sadiya

    Isra Miraj adalah salah satu peristiwa agung dan mukjizat yang dianugerahi oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam satu malam saja. Isra Miraj menjadi momen penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah Rasulullah diperintahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan shalat 5 waktu. Peristiwa Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 Masehi. Adapun momen perayaan Isra Miraj dimaknai untuk memperingati tanda kebesaran Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.

    Isra Miraj adalah dua perjalanan Nabi Muhammad SAW yang berbeda. Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil al-Aqsha di Yerusalem pada malam hari. Tidak sendiri, dalam perjalanan Rasulullah ditemani oleh Malaikat Jibril dengan menggunakan Buraq. Perjalanan agung tersebut tercantum dalam Surat Al-Isra ayat 1, sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya:

    “Maha suci Allah, yang telah memberi jalan hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isra: 1)

    ilustrasi: Ardine Wipan Sadiya
    Sementara, Miraj adalah perjalanan Rasulullah menembus langit ketujuh yang bahkan malaikat Jibril tidak dapat melampauinya, yakni Sidratul Muntaha dan Mustawa. Di tempat ini, Nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah SWT untuk menjalankan shalat sebanyak 50 waktu dalam sehari. Namun, setiap kali Nabi Muhammad SAW turun, Nabi Musa meminta pengurangan jumlah waktu shalat karena jumlah tersebut terlalu besar. Pada akhirnya, Nabi Muhammad SAW memohon keringanan kepada Allah dan tercetuslah shalat 5 waktu yang menjadi ibadah wajib bagi umat Islam.

    Peristiwa Isra’ Mi’raj ini dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan khususnya Fisika Modern. Jika kita menggabungkan pemahaman ayat – ayat Al – Qur’an perihal peristiwa tersebut dengan teori – teori sains khususnya fisika, maka niscaya keyakinan kita akan bertambah.

    Secara sederhana, peristiwa Isra’ Mi’raj di bagi menjadi 2 etape hal ini sesuai dengan kata penyusunnya yaitu Isra’ dan Mi’raj. Isra’ merupakan perjalanan dari Masjidil Haram yang berada di kota Makkah menuju Masjidil Aqsho yang terletak di kota Yerussalem. Perjalanan ini merupakan perjalanan horizontal yang berjarak sejauh 1500 Km. Mi’raj merupakan peristiwa naiknya nabi Muhammad bersama malaikat Jibril dari Masjidil menuju Sidratul Muntaha yang mana membuat nabi Muhammad sampai tercengang baik saat perjalanan hingga sampai ke tempat yang penuh misteri yang tertutup oleh misteri. Mi’raj identik dengan perjalanan vertikal yang mana terbang menembus 7 lapis langit serta melewati berbagai dimensi hingga sampai ke dimensi 9, dimensi tertinggi yang sanggup dicapai oleh nabi Muhammad SAW.

    Telah diceritakan bahwasanya sebelum Nabi Muhammad berangkat melakukan Isra’ terlebih dahulu ia dibersihkan oleh malaikat Jibril dengan air zam – zam. Hal ini dimaksudkan untuk mengubah badan dari nabi Muhammad dari yang tersusun atas partikel – partikel organik penyusun tubuh seperti sel otak, sel darah, dan banyak lainnya diubah menjadi badan cahaya yang tersusun atas foton, yaitu kuantum – kuantum penyusun cahaya yang memiliki massa sangat ringan.

    Karena malaikat Jibril dan juga Buraq merupakan makhluk yang berbadan cahaya yang mana tersusun atas photon – photon yang sangat ringan maka nabi Muhammad pun diubah badannya menjadi badan cahaya agar mampu melesat dengan kecepatan cahaya. Karena jika nabi Muhammad melakukan perjalanan menggunakan tubuh normal dengan kecepatan cahaya sebesar 300.000 km/detik, maka tubuh Nabi Muhammad akan hancur lebur layaknya abu sisa pembakaran.

    Dalam peristiwa perubahan badan Nabi Muhammad menjadi cahaya, fisika modern mampu menjelaskannya yaitu dengan menggunakan teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki antimateri. Dan jika materi dipertemukan atau direaksikan dengan antimaterinya, maka kedua partikel tersebut bakal lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gama. Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika ada partikel proton dipertemukan dengan anti proton, atau elektron dengan positron (anti elektron maka kedua pasangan partikel tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.

    Sebaliknya, jika ada seberkas sinar Gamma yang memiliki energi sebesar itu dilewatkan medan inti atom, maka tiba – tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel seperti di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi memang bisa diubah menjadi cahaya dengan cara tertentu, yang disebut sebagai reaksi Annihilasi.

    Kemudian walaupun Nabi Muhammad sampai ke Masjidil Aqsho dalam waktu 0,005 detik karena melesat dengan kecepatan cahaya yang demikian cepatnya, nyatanya nabi Muhammad masih bisa melihat area sekitar dalam artian masih sadar sepenuhnya. Hal ini dipengaruhi oleh teori relativitas waktu, yang mana adanya perbedaan waktu antara dunia manusia dengan dunia malaikat menyebabkan Rasulullah merasakan sepenuhnya perjalanan itu. Sehingga segala peristiwa yang terjadi dalam perjalanan, beliau bisa mengingat dan menceritakan kembali.

    Hal ini layaknya seperti orang yang sedang bermimpi. Meskipun orang tersebut hanya bermimpi selama 1 menit, tetapi dia bisa bercerita tentang mimpinya yang ‘sangat panjang’ Kenapa demikian? Karena waktu yang berjalan di dunia mimpi dan dunia nyata berbeda. Sama dengan yang terjadi pada Rasulullah SAW. Pada waktu itu, beliau tidak sedang bermimpi. Beliau betul-betul melakukan perjalanan dengan badannya. Tetapi badan yang sudah diubah menjadi cahaya. Nah, karena adanya relatiyitas waktu, maka waktu yang sekejap Itu pun bagi Rasulullah sudah cukup untuk menangkap seluruh kejadian yang dialaminya. Maka, tidak heran jika beliau bisa menjawab berbagai pertanyaan orang kafir yang ingin mengujinya.

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728