Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Upacara Bendera Hari Guru Nasional Ke-80 Tahun 2025 di MTsN 7 Bantul Berlangsung Spesial: Merawat Semesta Dengan Cinta

    Bantul (MTsN 7 Bantul) - Upacara bendera pagi ini, Senin (24/11) yang di ikuti oleh seluruh civitas  MTsN 7 Bantul begitu spesial, yang biasanya setiap petugas upacara adalah siswa, pada momen hari guru Nasional ke-80 tahun 2025 ini, sebagai petugas upacara adalah sebagian bapak ibu guru. Untuk pemimpin upacara adalah Juwarto, pembawa acara Nanik Inayah, pembaca UUD ‘45 Bulan Suci Indah Purnama Sasi, dirigent oleh Army Setyasih, pengibar bendera merah putih adalah Bu Lisa, Bu Putri dan Bu Rara. Sementara itu, pembaca doa dipercayakan kepada Pasiyamto, guru SKI MTsN 7 Bantul. Komandan pleton Pak Ery, Pak Faisal dan Pak Galih, untuk Pembina upacara adalah Wartono, dengan asisten Yunia Nur’aini. Dalam amanatnya Wartono membacakan pidato tertulis Menteri Agama RI Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA.



    Dalam sambutannya Menteri Agama RI kembali mengungkap sejarah tentang konggres guru Indonesia pertama di Surakarta pada tanggal 24–25 November 1945, yang melahirkan persatuan guru Republik Indonesia,sejak saat itu, semangat memajukan pendidikan tidak pernah berhenti. Sejarah dunia mencatat, ketika bom atom di jatuhkan di Hiroshima  dan Nagasaki dalam perang Dunia tahun 1942–1945 yang mengakibatkan Jepang menyerah kalah tanpa syarat kepada sekutu, satu pertanyaan penting dari  kaisar jepang kepada menterinya adalah berapa guru yang masih ada? Ia yakin dari tangan guru guru yang tersisa,akan lahir pemimpin pemimpin bangsa yang baru.


    Ki Hajar dewantara salah tokoh pendidikan dan juga pahlawan Nasional mengungkapkan bahwa pendidikan tidak hanya memenuhi otak dengan ilmu pengetahuan tetapi juga di isi dengan karakter budi pekerti. Oleh karena itu belajar dan mengajar tidak tersekat pada tempat dan waktu tertentu, Ki Hajar dewantara mengatakan “Jadikan setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru”. Momen hari guru Nasional ke–80 tahun 2025 mengambil tema ”Merawat semesta dengan cinta”. Tema ini sejalan dengan Asta Cinta presiden dan asta protas Menteri Agama, yang menekankan pentingnya ekoteologi dan kurikulum berbasis cinta. Guru tidak hanya dituntut mengajarkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan kesadaran mencintai sesama dan menjaga lingkungan pendidikan yang berlandaskan cinta akan melahirkan generasi yang berkarakter, welas asih, dan bertanggung jawab terhadap kelestarian bumi.(khan)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728